Manusia bilang, semua yang kamu miliki jika dijaga baik-baik maka tak akan pernah bisa lepas. Begitu juga sebaliknya, jika tidak dijaga dengan baik ia akan hilang bahkan rusak dengan atau sepengetahuanmu.
Mingyu berani bersumpah demi Semesta bahwa ia telah menjaga laki-laki yang telah ia cintai selama 2 tahun ini dengan baik, sangat baik.
Maka, siapa yang harus disalahkan dari cerita ini? Semuanya bukan salahnya, atau bahkan Wonwoo.
Mingyu menatap mata indah manusia yang telah dicintainya sejak lama itu secara dalam, laki-laki berbadan lebih kecil darinya yang memiliki rahang kuat dan bibir tipis kecil berwarna peach serta mata rubah yang terlalu tajam ketika menatap, dia sedang duduk, tepat di samping Mingyu.
Sejak pertemuan lima menit lalu, belum ada suara yang keluar diantara keduanya. Hanya ada dersik angin yang dapat terdengar jelas dari gesekan pohon dan daun-daun sekitar.
Mereka punya tempat mereka sendiri, tempat dimana hanya mereka yang tahu. Yaitu Rooftop Garden di Apartemen kecil milik Mingyu. Biasanya Mingyu hanya akan menghabiskan waktu di Apartemen serupa kontrakan itu ketika sedang kalut. Namun, diluar dugaan, ketika bertemu Wonwoo, mereka membuat tempat rahasia di atap dan mendekornya seperti taman kecil dan kursi kayu untuk mereka duduk sambil bertukar cerita.
Mereka tahu bahwa mereka sedang pada pikiran yang sama, baik keduanya kini sedang menetralisir pikiran mereka masing-masing, agar tak salah bicara nantinya.
"Ada apa?" Wonwoo yang berucap lebih dulu, membuat Mingyu menengadah, mata mereka akhirnya bertemu sejak 5 menit lalu. Seperti yang dikatakan, mata rubah Wonwoo adalah mata yang paling tajam ketika menatap seseorang, dan itu benar.
Mingyu memainkan buku jari tangannya yang ia letakkan diatas paha, bingung, entah harus mengucapkan apa dan darimana?
Jika boleh jujur, hari ini Wonwoo begitu jelas menatapnya dengan penuh rasa keingintahuan yang kentara. Itu membuat Mingyu takut, takut jika ia salah bicara dan menyebabkan semuanya lebih kacau.